Nyaos Tarèsna Saèbu Pèsem
(Memersembahkan Cinta dengan Seribu Senyuman)
Tema utama puisi pada dasarnya tentang tarèsna (cinta) sebagaimana pada judul buku antologi ini, yaitu Nyaos Tarèsna Saèbu Pèsem dan pada Ator Mamolan-nya (Kata Pengantar). Menurut Ian, semua orang memiliki dan mengalami rasa cinta ini beserta rasa-rasa lain yang selalu menyertainya, seperti rasa senang, kasih, cemburu, rindu, sedih, gelisah, dan nestapa. Rasarasa ini bisa timbul dan tenggelam termasuk cinta itu sendiri sebagaimana yang ditulis dalam puisinya yang judulnya Tarèsna. Mengapa semua manusia memiliki rasa cinta? Secara hakikat, cinta bersumber dari Sang Maha Pengasih lagi Penyayang. Akar cinta itu yah kasih-sayang ilahi itu. Setiap diri manusia telah diberi anugerah ini oleh Sang Pendipta meskipun kemudian v memancar dan membentuk berbagai lapisan cinta. Kasih-sayang ilahi adalah cinta ilahi, cinta murni, cinta sejati, cinta tanpa syarat, atau apapun namanya yang menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan, baik di bumi maupun di alam semesta.Walaupun demikian, pada satu sisi kita sebagai manusia dituntut untuk dapat hidup secara berdampingan dengan bencana alam yang terjadi dan pada sisi yang lainnya kehidupan manusia harus tetap berjalan. Maka dari itu, sangatlah wajib bagi kita sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan bencana alam untuk dapat mengurangi dampak buruk yang diakibatkan oleh kejadian bencana alam. Untuk dapat mengurangi dampak buruk dari kejadian bencana alam adalah dengan menerapkan mitigasi bencana alam.
Karya | Adrian Pawitra |
---|---|
ISBN | - |
Penerbit | Literasi Nusantara Abadi Grup |
Halaman | xii + 96 |
Harga | Rp 40.000 |