Tirta Amarah yang Rebah


Puisi lahir dari imaji-imaji yang berkeliaran, juga lahir dari realitas-realitas sekitar yang diwarnai dengan khayal. Kata-katanya; kadang kaku walau tidak beku, kadang cair meskipun tidak mencair. Ia selalu hadir dalam lintasan senjarah, menjadi juang walau tidak pernah berjuang, menjadi senjata walau tidak mampu mematikan, atau hanya menjadi teman dalam sepi bagi yang selalu merasa kesepian. Ia selalu unik dalam kehadirannya.

Karya

Mohamad Sultan Farrel Adinata, Irma Novita Sari

ISBN-
PenerbitLiterasi Nusantara
Halaman vi + 63
Harga

Rp 80.000