Islam memiliki aspek fungsi kebudayaan yang bersifat universal (universal cultural), akibatnya Islam dalam suatu masyarakat berbeda dengan masyarakat lainnya. Tanpa memiliki fungsi universal, Islam akan ditinggalkan oleh umatnya, merasa asing, dan sulit bertahan (survive). Hal ini sesuai dengan teori fungsional yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan sirna dengan sendirinya. Karena itulah Al-Qur’an bersifat universal (kulliyat), agar para ahli hukum (mujtahid) dapat mendialogkan Islam dengan kebudayaan lokal.
DAFTAR ISI
Pengantar
Prakata
Daftar Isi
Bagian I
Pendahuluan
Islam Agama Akomodatif
Dialektika Islam dan Tradisi
Bagian II
Peringatan Maulid Nabi: Simbol Kegembiraan
Hakikat Maulid
Maulid Antara Aspek Ibadah dan Muamalah
Bagian III
Dimensi Tawassul Antara Ajaran dan Tradisi
Tawassul Masyru’ (Tawassul yang Disyariatkan)
- Tawassul Wajib
- Tawassul Sunah
- Tawassul Jawaz
Tawassul Ghair Al-Masyru’ (Tawassul yang Tidak Disyariatkan)
Bagian IV
Istikharah: Media Pencarian Kebenaran
Bagian V
Signifikansi Manaqib dalam Dunia Sufistik
Bagian VI
Tahlil: Antara Aspek Ibadah dan Muamalah
Bagian VII
Kemenyan dalam Ritual Keagamaan
Bagian VIII
Ziarah Kubur: Sinkretisasi Ajaran dan Tradisi Lokal
Bagian IX
Kevalidan Prosesi Talqin
Bagian X
Selawat: Media Iluminasi Kenabian
- Selawat Warid
- Selawat Ghair Warid
Bagian XI
Eksistensi Nahas: Antara Ajaran dan Mistik
Bagian XII
Tirakat dan Hubungannya dengan Sufistik
Bagian XIII Azimat dan Batu Mulia: Antara Mistik dan Fakta Ilmiah
Bagian XIV
Landasan Hizib: Normatif dan Irfani
Bagian XV
Landasan Tabaruk Secara Historis dan Normatif
Tabarruk Bi Al-Mubasyarah
Tabarruk Bi Ghair Al-Mubasyarah (Mengambil Berkah
Tidak Langsung)
Daftar Pustaka
Biografi Penulis