Kajian dalam ilmu kalam mencakup hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan akan sesuatu yang ghaib, baik pada zaman azali maupun zaman akhir yang semuanya telah diajarkan di dalam Al-Qur’an dan hadis. Pemahaman ulama akan ayat-ayat dan hadis tentang aqidah dan keimanan ini menjadi diskursus dalam kajian ilmu kalam. Dari pemahaman ini pula lahirlah berbagai macam aliran atau mazhab dalam ilmu kalam, seperti Mu’tazilah, Khawarij, Syi’ah, Qadariyah, Jabariyah, Ahlussunnah wal Jamaah, dan lain sebagainya. Isu sentral yang menjadi diskursus dan perdebatan di kalangan para ahli sangat mendasar dan prinsipil, di antaranya masalah akal dan wahyu, masalah pelaku dosa besar, masalah iman dan kufur, masalah perbuatan Tuhan dan manusia, masalah kehendak dan keadilan Tuhan, masalah sifat-sifat Tuhan, masalah imamah (kepemimpinan), dan lain sebagainya.
Sebagai sebuah kajian dalam masalah aqidah yang menyentuh prinsip-prinsip hidup seorang muslim/mukmin, maka para pengkaji ilmu keislaman perlu mempelajari dan menguasainya secara komprehensif, mendalam, dan tuntas. Termasuk bagi mahasiswa ekonomi Islam atau ekonomi syariah. Mengapa? karena nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang menjadi basis epistemologi ekonomi Islam berasal dari nilai-nilai ketuhanan dan ini bisa didapatkan dengan mempelajari ilmu kalam.
Pokok kajian dalam buku ini terbagi ke dalam tiga tema besar: pertama, konsep dasar ilmu kalam, seperti pengertian ilmu kalam, ruang lingkup, dan sejarah perkembangan ilmu kalam. Kedua, pemikiran kalam klasik meliputi pemikiran kalam Khawarij, Syi’ah, Mu’tazilah, Qadariyah, Jabariyah, Murji’ah, dan Ahlussunnah wal Jamaah. Ketiga, pemikiran kalam modern, seperti pemikiran kalam Wahabi; pemikiran kalam Muhammad Abduh; pemikiran kalam Hassan Hanafi; pemikiran Ismail Raji al-Faruqi; pemikiran Harun Nasution; dan pemikiran kalam H. M. Rasjidi.
