Adat Tabut dan Konstruksi Tradisi Keagamaan Akulturatif Masyarakat Bengkulu


Tradisi Tabut berasal dari ritual keagamaan tragedi Karbala dimana terjadi pembunuhan terhadap cucu Nabi Muhammad Saw (Husein) sehingga kelompok Syiah memperingatinya dengan motif politik keagamaan. Untuk memperingati kesyahidan Husein, kelompok Syiah mengenang kejadian tersebut dengan badan dicambuk dan dirantai sampai berdarah. Daneshgar menyebutkan tragedi Karbala sering diperingati di berbagai negara seperti di Irak, India, Iran, bahkan di Indonesia tepatnya di Sumatera. Dalam beberapa manuskrip kuno, ritual ini juga dilakukan di Singapura yang termaktub dalam litograf Syair Tabut Encik Ali yang ditulis dalam bahasa Melayu dan aksara Jawi pada peringatan Muharrom 1864 di Singapura . Ritual Tabut secara khusus diperingati setiap tahun baru Islam (Muharom) yang dikenal sebagai hari Asyura.

Karya

Dr. Khairuddin, M.Ag
Yovenska L.Man, M.H.I.

ISBN978-623-8177-76-9
PenerbitPT Literasi Nusantara Abadi Grup 
Halaman87
Harga

Rp 72.000