Kemajuan Indonesia dalam pendidikan masih menyimpan beragam pertanyaan, mudahnya akses pendidikan dan melimpahnya beasiswa, ternyata tidak memberikan dampak signifikan, terutama dalam perbaikan moral. Realitas kehidupan masyarakat Indonesia berjalan secara alamiah, seakan tidak ada campur tangan negara. Dana pendidikan telah dialokasikan, kurikulum telah dilakukan revisi berulang, tetapi tetap tidak dapat menghentikan tingginya angka kriminal. Dahsyatnya degradasi moral dan yang tidak kalah ambruknya adalah pola pikir atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Kesan sebagai bangsa yang memiliki peradaban tinggi dalam kehidupan sosial dan spiritual seakan tidak berbanding lurus dengan kenyataan hidup bangsa Indonesia saat ini.
Fenomena religiusitas formalis mempersempit ruang internalisasi nilai-nilai spiritual agama dari para pemeluknya, demikian pula umat Islam yang saat ini lebih mengutamakan ritual-ritual formal keagamaan dan kurang memperhatikan makna, hakikat, serta hikmah yang merupakan dimensi batiniah (jantung) wahyu Islam.
Masyarakat modern mengalami kegelisahan intelektual dan kegersangan spiritual, kondisi ini membutuhkan sebuah model internalisasi nilai akhlak yang dapat mengobati keresahan dan kegelisahan jiwanya agar mampu beraktualisasi mentransformasikan potensi kesadaran ilahiah (divine consciousness) menjadi realitas eksistensi diri.
Dalam buku ini terdapat empat bab dengan rincian sebagai berikut.
- Prawacana
- Memahami Nilai, Akhlak, dan Tasawuf
- Model Internalisasi Nilai Akhlak Tasawuf Integratif
- Implikasi Model Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak pada Kesadaran Ilahiah
Ulasan
Belum ada ulasan.