Dalam studi ilmu-ilmu syariat, ushul fiqh dikategorikan sebagai metodologi memahami keduanya untuk memproduksi hukum (ilmu fiqh) secara argumentatif. Banyak akademisi yang mempelajari satu demi satu masalah. Namun, jika ia keluar dari masalah itu, maka ia seperti tidak mengetahui apa pun karena tidak memahami ilmu ushul yang menjadi landasan kesimpulan hukum. Karena itu, seorang penuntut ilmu harus memahami ushul fiqh yang menjadi landasan berbagai masalah, sehingga apabila dihadapkan pada berbagai persoalan, ia bisa menerapkannya.
Prakata — iii
Senarai Isi — v
I SEPUTAR USHUL FIQH — 1
Definisi — 1
Objek Kajian — 3
Ruang Lingkup — 4
Fungsi dan Tujuan — 4
Perbedaan Ushul Fiqh dan Kaidah Fiqh — 7
II HISTORISITAS USHUL FIQH — 9
Periode Nabi saw. — 9
Periode Sahabat — 10
Periode Tabiin dan Tabi’ at-Tabiin — 13
Aliran Mutakallimin — 16
Aliran Fuqaha atau Hanafiyah — 17
Aliran Kombinasi Mutakallimin dan Fuqaha — 18
III CORAK HISTORIS USHUL FIQH — 21
Literalistik: Aplikatif (Tathbiqi la Nadhari) — 21
Teoretis dan Aplikatif (Nadlari wa Tathbiqi) — 23
Ushul Fiqh Progresif — 26
IV EKSISTENSI DAN KRITIK USHUL FIQH — 29
Ushul Fiqh: Antara Qath’i dan Dzanni — 29
Kritik terhadap Ushul Fiqh — 31
V DALIL-DALIL HUKUM SYARIAT TEKSTUAL (ADILLAH AL-AHKAM AL-MANSHUSHAH) — 41
Definisi — 41
Al-Qur’an — 42
Definisi Al-Qur’an — 42
Kehujahan dan Mukjizat Al-Qur’an — 43
Hukum-hukum Al-Qur’an — 47
Al-Qur’an: Antara Qath’i dan Dzanni — 49
Sunnah — 54
Definisi Sunnah — 54
Kehujahan Sunnah — 54
Fungsi Sunnah terhadap Al-Qur’an — 56
Perbuatan Nabi saw.: Antara Tasyri’ dan Non-Tasyri’ — 58
VI DALIL-DALIL HUKUM SYARIAT NON-TEKSTUAL (ADILLAH AL-AHKAM GHAIR AL-MANSHUSHAH) — 61
Ijma’ — 61
Definisi Ijma’ — 61
Kehujahan Ijma’ — 62
Syarat-syarat Ijma’ — 65
Macam-macam Ijma’ — 66
Qiyas — 67
Definisi Qiyas — 67
Kehujahan Qiyas — 68
Rukun-rukun Qiyas — 71
Macam-macam Qiyas — 72
‘Illat Hukum — 73
Metode Mengetahui Ilat (Masalik al-‘Illah) — 75
Perbedaan Ilat dan Hikmah — 77
Istihsan — 80
Definisi Istihsan — 80
Kehujahan Istihsan — 81
Macam-macam Istihsan — 84
Mashlahah Mursalah — 85
Definisi Mashlahah Mursalah — 85
Kehujahan Mashlahah Mursalah — 86
Macam-macam Mashlahah — 89
‘Urf — 91
Definisi ‘Urf — 91
Kehujahan Urf — 91
Syarat-syarat ‘Urf — 95
Macam-macam ‘Urf — 95
Kaidah-kaidah ‘Urf — 97
Istishhab — 98
Definisi Istisshab — 98
Macam-macam Istishhab — 99
Kehujahan Istishhab — 100
Kaidah-kaidah Istishhab — 101
Sadd ad-Dzariah — 102
Definisi Sadd ad-Dzariah — 102
Kedudukan Sadd ad-Dzariah — 103
Macam-macam Sadd ad-Dzariah — 105
VII TEORI USHUL LUGHAWY — 107
Metode Dilalah Nash — 107
‘Ibarah an-Nash — 107
Isyarah an-Nash — 108
Dilalah an-Nash — 109
Iqtidla’ an-Nash — 110
Dilalah yang Jelas (Wadlih ad-Dilalah) — 111
Dhahir — 112
Nash — 112
Mufassar — 113
Muhkam — 114
Dilalah yang Tidak Jelas (Ghair Wadlih ad-Dilalah) — 116
Khafi — 117
Musykil — 118
Mujmal — 119
Mutasyabih — 120
Manthuq — 122
Mafhum — 124
Lafaz Musytarak dan Dilalah-nya — 128
Sebab-sebab Lafaz Musytarak — 129
Hukum Musytarak — 129
Dalil Lafaz Musytarak — 131
‘Amm dan Khash — 132
Lafaz-lafaz ‘Amm — 132
Macam-macam ‘Amm — 135
Dilalah Lafaz ‘Amm — 136
Khash dan Mukhasshish — 137
Macam-macam Mukhasshish — 138
Muthlaq dan Muqayad — 141
Muthlaq — 141
Muqayad — 142
Bentuk-bentuk Qayid — 142
Ketentuan Muthlaq dan Muqayad — 143
Amar-Nahi — 146
Definisi Amar — 146
Bentuk-bentuk Lafaz Amar — 146
Kaidah-kaidah Amar — 147
Definisi Nahi — 151
Lafaz-lafaz Nahi — 151
Bentuk-bentuk Nahi — 152
Kaidah-kaidah Nahi — 153
Haqiqah-Majaz — 154
Definisi Haqiqah — 154
Macam-macam Haqiqah — 155
Definisi Majaz — 156
Macam-macam Majaz — 156
VIII TEORI USHUL MAQASHIDY — 161
Definisi — 161
Fungsi Maqashid Syariah — 163
Hierarki Maqashid Syariah — 167
Historisitas Maqashid — 169
Perbedaan Maqashid dan ‘Illat — 172
Maqashid sebagai Metode Istinbath — 176
Kaidah-Kaidah Maqashidy — 189
Daftar Pustaka — 197
Biodata Penulis — 207