Kajian

7 Ciri Ilmu Pengetahuan: Kajian Ilmiah Berkualitas

Kajian ilmiah

Sains adalah bidang usaha manusia yang bertujuan untuk lebih memahami bagaimana dunia nyata bekerja melalui pertanyaan empiris dan pengujian berulang. Bidang ilmu memiliki banyak disiplin ilmu tertentu yang berbeda. Semua ini bekerja bersama-sama untuk menyediakan sarana bagi umat manusia untuk menyelesaikan eksplorasi sistematis alam semesta di sekitar mereka. Dengan analogi, sains secara keseluruhan seperti memiliki ciri ilmu pengetahuan orkestra simfoni sedangkan setiap disiplin ilmu tertentu (seperti fisika, biologi, dan sebagainya) adalah instrumen di dalam ansambel.

Terkadang sulit untuk membedakan antara ciri ilmu pengetahuan sains yang baik dan pseudosains, yang terakhir menjadi studi atau proses yang tampaknya ilmiah, tetapi sebenarnya mengambil jalan pintas dan karena itu memberikan hasil yang tidak dapat diandalkan.

Ilmu pengetahuan yang baik selalu memiliki ciri-ciri inti tertentu. Ketujuh karakteristik pengetahuan ilmiah ini memberikan landasan bagi semua pemahaman tentang dunia di sekitar kita.

1. Verifiabilitas empiris

Penjelasan ilmiah bertumpu pada kemampuan untuk menampilkan temuan Anda dengan bukti empiris. Jika Anda membuat pernyataan apa pun dalam disiplin ilmu, Anda harus dapat menunjukkan alasan yang tepat untuk klaim tersebut serta cara yang dapat diuji untuk membuktikan bahwa pernyataan Anda konsisten dengan kenyataan itu sendiri. Beberapa bidang ilmu pengetahuan pada dasarnya bersifat teoretis, tetapi bahkan mereka mengandalkan teorema matematika yang kokoh yang bertahan pada bentuk pengujian yang paling ketat.

2. Netralitas etis

Penyelidikan ilmiah umumnya meninggalkan pertimbangan moralitas di luar persamaan mereka. Pertimbangkan sesuatu seperti pengembangan teknologi nuklir. Sementara teknologi ini telah membantu manusia menyebabkan kerusakan besar satu sama lain, itu juga membawa keuntungan yang signifikan bagi kesejahteraan. Para ilmuwan peduli dengan data dan pencarian kebenaran, dan mereka menyerahkan pertimbangan etis kepada mereka yang memanfaatkan apa yang mereka temukan.

3. Kelenturan

Ilmu pengetahuan modern tentu terlihat berbeda dari ilmu pengetahuan dari zaman astronom Galileo Galilei atau fisikawan Isaac Newton dan Albert Einstein. Itu karena para ilmuwan tahu bahkan teorema yang paling banyak dipercaya dapat berubah menjadi dapat dipalsukan. Data baru mengubah asumsi sepanjang waktu. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa peer review merupakan faktor penting dalam studi ilmiah.

4. Objektivitas

Ilmu yang baik bergantung pada kemampuan orang untuk seobjektif mungkin. Jika Anda mendekati eksperimen sains dengan gagasan yang sudah terbentuk sebelumnya, Anda harus mengevaluasi kembali pendekatan dasar Anda. Semua ilmuwan harus pergi ke mana data mengarahkan mereka dan tidak memaksakan keinginan atau kesimpulan mereka pada eksperimen mereka terlalu dini, tidak peduli apakah mereka berspesialisasi dalam ilmu fisika atau teknologi yang lebih baru, seperti AI.

5. Observabilitas

Ketika Anda berangkat untuk menguji hipotesis ilmiah, Anda melakukannya dalam upaya untuk mengamati bukti baru secara real time. Pertimbangkan eksperimen sains kehidupan yang dilakukan sendiri oleh banyak orang tanpa mereka sadari: berkebun. Saat Anda menyesuaikan cahaya atau air untuk membantu pertumbuhannya, Anda memulai bentuk dasar dari proses pengamatan dan eksperimen sistematis yang sama yang mendasari metode penelitian ilmiah paling kompleks.

6. Replicability

Sifat sains yang bisa diulang. Setiap eksperimen yang Anda lakukan harus mampu mereplikasi, dari penelitian yang benar-benar mendasar hingga bentuk eksperimen yang lebih kompleks. Dari ilmu komputer hingga biologi dan seterusnya, komunitas ilmiah harus menyajikan data yang konsisten dari tes ke tes. Replikasi inilah yang membuat sains menjadi disiplin yang dapat diandalkan secara keseluruhan.

7. Keandalan sistematis

Sains secara bawaan dapat kita ubah dan, sebagai hasilnya, juga dapat kita gunakan secara sistematis. Jika Anda mengikuti metodologi ilmiah, Anda dapat mengandalkan sistem itu sendiri untuk memberi Anda hasil yang sama setiap saat. Misalnya, jika Anda menjalankan eksperimen dengan variabel independen dan dependen yang sama persis dan memetakan hasil Anda pada grafik, Anda harus mengharapkannya sama atau setidaknya sangat mirip setiap kali Anda melakukannya.

Editor: Febi Akbar Rizki

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *