Biar Gak Ditolak! Trik Lolos ISBN Sekali Kirim
Kalau kamu seorang dosen dan berencana menerbitkan buku, pastikan bukumu punya ISBN, ya! Soalnya, salah satu syarat agar buku diakui oleh Ditjen Dikti adalah sudah terdaftar dengan ISBN resmi.
Masalahnya, nggak semua orang tahu gimana caranya biar pengajuan ISBN bisa langsung lolos. ISBN yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) juga punya syarat tertentu yang wajib dipenuhi. Jadi, jangan asal terbitin buku tanpa cek dulu kriterianya.
Tenang, di sini kita bakal bahas tips-tips biar pengajuan ISBN kamu bisa langsung ACC!
- Jumlah Halaman harus Sesuai dengan Standar
Tips pertama supaya naskah buku kamu bisa lolos ISBN adalah memastikan jumlah halamannya sesuai ketentuan. Memang sih, kalau lihat di PO PAK atau PO BKD, jumlah minimal halaman untuk buku ilmiah biasanya 40 lembar. Tapi, Perpusnas punya standar yang sedikit berbeda, yaitu minimal 49 halaman untuk bisa diterbitkan ISBN-nya. Nah, khusus untuk buku hasil luaran hibah, biasanya justru diminta lebih tebal—sekitar 200 halaman.
Kalau bukunya ditulis bareng-bareng, jumlah halaman juga perlu disesuaikan. Standar umumnya, satu penulis menyumbang minimal 10 halaman. Jadi kalau ada enam dosen menulis bersama, total halaman idealnya minimal 60. Tapi kalau penulisnya cuma dua atau tiga orang, cukup pastikan bukunya punya paling sedikit 49 halaman.
- Naskah Buku Harus Sudah Lengkap
Tips selanjutnya biar pengajuan ISBN kamu lancar adalah pastikan naskah bukunya sudah lengkap. Artinya, semua bab sudah selesai ditulis dan tersusun rapi. Nggak cuma isi utama, kamu juga perlu menambahkan bagian-bagian pelengkap seperti Kata Pengantar, Daftar Isi, dan elemen penting lainnya yang jadi bagian dari struktur buku.
- Melampirkan Surat keaslian Karya
Tips ketiga supaya buku kamu bisa dapat ISBN adalah menyertakan Surat Keaslian Karya. Surat ini berisi pernyataan dari penulis bahwa isi buku benar-benar orisinal, bukan hasil menyalin atau menjiplak karya orang lain Biasanya, penerbit akan bantu proses penyusunan surat ini—mulai dari memberi contoh sampai menyediakan templatenya. Jadi, penting banget buat memilih penerbit yang profesional dan sudah terbiasa menangani buku-buku karya dosen.
- Sesuai dengan Format DikTi
Tips selanjutnya, pastikan naskah kamu sudah diformat sesuai standar buku, bukan format karya tulis ilmiah (KTI). Meskipun sama-sama ilmiah, format buku berbeda dengan artikel jurnal atau laporan penelitian. Jadi, penting banget buat menyusun naskah sesuai gaya penulisan buku ilmiah yang berlaku secara umum.
- Naskah belum pernah diterbitkan
Tips selanjutnya biar buku kamu lolos ISBN adalah memastikan bahwa naskahnya benar-benar belum pernah diterbitkan sebelumnya. Perlu diingat, satu ISBN hanya berlaku untuk satu judul buku. Jadi, kalau bukumu dicetak ulang tanpa ada perubahan isi, ISBN-nya tetap sama. Tapi kalau isinya diubah atau direvisi, baru deh perlu ISBN yang baru.
- Kata pengantar harus sesuai dengan isi buku
Tips selanjutnya, jangan lupa susun halaman Kata Pengantar dengan benar. Kata Pengantar sebaiknya berisi gambaran singkat tentang isi buku, bukan curhat panjang atau pembahasan di luar topik. Intinya, cukup jelaskan secara ringkas apa yang akan dibahas dalam buku tersebut.
Jadi, usahakan halaman Kata Pengantar fokus membahas isi buku saja. Hindari mengisinya dengan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak, karena hal ini justru bisa membuat pengajuan ISBN kamu ditolak. Kalau ISBN tidak terbit, bukunya tetap bisa dicetak, tapi sayangnya tidak akan diakui secara resmi oleh Ditjen Dikti.
Nah, itulah beberapa tips penting agar buku kamu lolos ISBN. Tips-tips ini wajib diterapkan, apalagi bagi dosen. Soalnya, tanpa ISBN, buku yang sudah susah payah ditulis tidak bisa masuk ke dalam penilaian BKD maupun proses PAK. Sayang banget, kan?
